Putri Jokowi, Kahiyang Dilamar
Liputan Harian Berita - Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu beberapa hari lalu mengupload gambar di Instagramnya @ayangkahiyang dengan memamerkan cincin yang ada di jari manis tangan kirinya. Di dalam gambar yang berwarna hitam putih tersebut, terlihat putri Solo sedang tertawa dengan lepas dan terisi caption “I said YES”.
Lesung pipit nya begitu membuat ratusan
pengguna Instagram kelepek-kelepek dan menitipkan sedikit komentar di
Instagramnya. Melihat respon dari Netizen yang menebak-nebak bahwa
Kahiyang telah dilamar oleh kekasih tercintanya, tentu membuat saya
cukup tergelitik untuk menulis artikel tentang mereka.
Di dalam Instagram putri Presiden Joko
Widodo, berkali-kali ia mengunggah foto bersama sang terduga kekasih.
Hahaha, terduga kekasih, lumayan juga istilahnya. Presiden Jokowi pada
hari ini pun menanggapi dengan dingin hal tersebut setelah menghadiri
pembagian sembako gratis di Gedung Graha Saba Buana, Banjarsari, Solo.
Tanggapan dingin seperti apa yang diberikan oleh Presiden Jokowi?
Melihat gaya Jokowi, tentu agak sulit
menebak apa yang menjadi respons yang diprediksi. Jokowi dengan dingin
menjawab ‘Nanti, doakan saja’. Ini adalah kode keras dan tegas dari sang
Presiden, kepada sang kekasih Kahiyang. Mengapa saya katakan kode
keras? Karena saya pernah memiliki pengalaman yang cukup mirip dengan
mantan pacar saya, yang bukan istri saya sekarang.
Masih teringat di dalam benak saya, ada
seorang perempuan yang setahun lebih muda dari saya, sempat menjadi
pacar. Pada saat itu saya masih kelas kuliah tingkat awal. Kesan pertama
ayahnya kepada saya adalah dingin, dan seperti menolak, dengan cara
yang elegan.
Respons yang diberikan oleh ‘om’ tidak
frontal menolak, namun memberikan respons yang dingin, datar, dan tidak
mengenakkan. Namun lama kelamaan, saya berhasil menaklukkan hati si
‘Om’. Om yang merupakan ayah dari mantan pacar saya, akhirnya dapat
menerima saya dengan baik. Apa yang saya lakukan pada saat itu?
Sederhana, saya menunjukkan sikap gentleman saya dan memberikan
perhatian lebih kepada mantan saya.
Setiap saya datang ke rumahnya, saya
selalu berkata “Om dan Tante, apa kabar? Baik-baik saja? Nih aku bawain
martabak enak, gak terlalu garing, tadi minta tukangnya nggak kasih
banyak mentega dan gula. Aku tau Om ada diabetes.” Dan tebak, mereka
menerima saya dengan baik! Ayahnya mulai terbuka dan berubah air mukanya
terhadap saya. Kadang basa-basi ini perlu, untuk menunjukkan rasa
hormat, yang sebenarnya pada akhirnya tidak berhenti di basa-basi.
Bermula dari basa-basi, tapi berakhir di rasa hormat.
Tidak jarang juga, ketika saya mengajak
pergi mantan saya tersebut, saya selalu berkata “Om, Tante, aku sama XXX
(HAMPIR SAJA SAYA SEBUT NAMANYA) mau pergi dulu ya, pulangnya kira-kira
jam 7 malem.” Dan saya pulang mengantarnya pukul 6 sore. Terkadang
memberikan orang tua mereka kesan lebih dari ekspektasi mereka, membuat
mereka makin sayang dengan kita.
Berbicara tentang cinta, sepertinya jika
langit jadi tempat menulis, kayu bagai batang pensil, dan air laut bagai
tintanya, tetap saja tidak cukup menjelaskan apa itu cinta. Cinta
terlalu sulit dideskripsikan, namun terlalu mudah untuk ditunjukkan.
Ketulusan dan kejujuran menjadi dua dari sedikit kunci untuk membuka
pengertian tentang cinta.
Melihat respons dari Pak Dhe Jokowi, tentu
membuat pasangannya pun panas dingin dan harap-harap cemas. Apalagi
wartawan yang berada di lokasi pun bertanya untuk ke dua kalinya. Ketika
Jokowi ditanya kembali kapan rencana pernikahan anaknya, Jokowi enggan
membeberkannya.
“Nanti,” jawabnya sambil melanjutkan
perjalanan. Membayangkan seperti seorang ayah yang ketika ditanya ‘kapan
anaknya nikah’, sembari berjalan ia menjawab dengan dingin. Bayangkan
seberapa gemetarnya pasangan dari Kahiyang mengetahui berita ini.
Maka saran saya kepada pasangan Kahiyang, baik-baiklah kepada Pak Dhe Om
Jokowi. Ia tidak bisa dikibuli dan dikerjai. Ia adalah seorang Presiden
Indonesia. Manusia sekelas Rizieq saja bisa dikerjai, apalagi anak
muda. Sini, belajar sama Om Hans! Hahaha. Lumayan dong, siapa
tahu saya nanti bisa diundang ke pernikahannya sebagai ‘timses’ Kahiyang
dan pasangannya. Menjadi tim sukses di dalam menikahkan sepasang insan,
tentu memberikan kesan yang mendalam, ketimbang menjadi timses dan
membawa agama untuk jadi bahan menakuti orang-orang agar memilih
pasangan calon tertentu, betul kan yang saya katakan?
Komentar
Posting Komentar